Wisata Raja Ampat dan Sejarahnya



Hai Sobat Journey, kali ini kami akan membahas tentang wisata Kepulauan Raja Ampat yang terletak di Provinsi Papua Barat. Wisata Kepulauan Raja merupakan sebuah gugusan pulau yang tersebar dengan jumlahnya berkisar 600-an pulau, namun hanya sekitar 35 pulau yang dihuni oleh penduduk.

Untuk menjelajahi kawasan Raja Ampat yang merupakan kepulauan, hanya satu sarana transportasi yakni angkutan laut atau perahu. Di wilayah ini ada empat pulau utama, yaitu pulau Misool, Batanta, Salawati, dan Waigeo. 

Di sini Sobat Journey disini dapat menikmati keindahan pulau-pulau dengan dinding-dinding batu yang khas, menikmati keunikan bawah laut dengan menyelam, menelusuri pantai pasir putih, serta melihat keanekaragaman satwa di kawasan Raja Ampat.


Sebutan Raja Ampat sendiri berasal dari cerita penduduk sekitar yang diartikan ke dalam Bahasa Indonesia mempunyai makna Empat Raja. Menurut cerita yang beredar, pada zaman dahulu ada sepasang suami istri hidup dengan sederhana di Teluk Kabui Kampung Wawiyai. Sepasang suami istri tersebut bekerja sebagai perambah hutan untuk mencari bahan makanan. Mereka bahu-membahu menyusuri hutan agar cepat mendapatkan apa yang mereka harapkan.



Dalam perjalanannya, mereka sampai di tepi Sungai Waikeo dan beristirahat melepas lelah. Selama mereka beristirahat itu, mereka menemukan 5 butir telur yang letaknya tidak jauh dari mereka beristirahat. Setelah itu mereka dekati, ternyata telur-telur itu merupakan telur dari Naga. Kemudian mereka membungkus dalam sebuah noken (kantong) dan dibawa pulang ke rumahnya. Setelah sampai rumah, telur-telur yang mereka temukan tadi disimpan di dalam kamar.

Waktu terus berjalan, telur-telur yang tadi mereka simpan di dalam kamar mengeluarkan suara bisikan, merekapun penasaran dan mencoba mengintip dari balik pintu kamar. Setelah mereka melihat kejadian itu, betapa kagetnya pasangan suami istri itu karena melihat 5 telur yang disimpan menetas dan mengeluarkan 4 anak laki-laki dan 1 perempuan. Kelima anak tadi memakai pakaian halus khas yang menandakan bahwa mereka adalah keturunan dari seorang Raja.

Kelima anak itu diberi nama Betani yang kemudian menjadi raja Salawati, kemudian Dohar menjadi Raja Lilinta (Misool), Mohamad menjadi Raja Waigama (Batanta), War Menjadi Raja di Waigeo, dan anak perempuan dinamakan Pintolee. Empat laki-laki itu tumbuh menjadi raja yang bijaksana. Suatu hari anak perempuan yakni Pintolee ditemukan sedang hamil sang melahirkan dua buah telur. 

Setelah diketahui oleh kakak- kakak Pintolee, satu telur yang dilahirkan diletakan dalam kulit kerang, dengan ukuran besar dan kemudian dihanyutkan hingga terdampar disebuah pulau yang diberi nama Pulau Numfor. Sedangkan telur satunya tidak menetas dan berubah menjadi batu yang kemudian diberi nama Kapatnai. Batu itu diperlakukan seperti raja oleh penduduk sekitar dan diberi ruangan tempat untuk bersemanyam, serta diletakan juga dua buah batu sebagai pertanda pengawalan terhadap persemayaman tersebut. Sampai saat ini masyarakat sekitar masih menghormati keberadaan persemayaman tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar