Meskipun Ada Petugas Kebersihan, Pengunjung Embung Julantoro Diharapkan Menjaga Kebersihan



BANTUL - Telagadesa Julantoro yang terletak di Dusun Karangnongko, Panggungharjo, Sewon, Bantul, DIY, saat ini belum sepenuhnya jadi atau tahap pertama, sehingga masih ada beberapa spot yang belum ada. Meskipun belum selesai, telagadesa tersebut banyak dikunjungi para pemancing. Namun sisi negatifnya, pengunjung kurang menjaga kebersihan.  

Saat penulis meninjau langsung pada 30 Desember 2018, sempat ditemukan banyak sampah bercecer di dalam embung. Namun, saat media ini datang pada 1 Januari 2019, sampah sudah banyak berkurang, meskipun tidak 100 persen bersih.

"Di sini ada petugas kebersihan embung (telagadesa), petugasnya ada dua orang yang ditugaskan membersihkan sampah. Mereka dibayar Rp 1 juta untuk dua orang per bulan. Kalau yang segitu, gak cukup untuk membersihkan Embung yang luas itu setiap hari," kata Agung, warga yang tidak jauh rumahnya dari embung tersebut. 

Menurutnya, para petugas juga membersihkannya ketika sepi pemancing, dikarenakan khawatir mengganggu kenikmatan memancing. Menurutnya, kesadaran pengunjung agar menjaga kebersihan masih kurang, padahal di setiap pojok sudah diberi tempat sampah kecil. Dia berharap agar siapaun yang mengunjungi telagadesa, bisa menjaga kebersihan dan kenyamanan. 

Selain faktor manusia, faktor angin juga ikut menambah kotor Telagadesa Julantoro. Agung menjelaskan, sampah yang ada di sekitar tempat itu sering terbang kemudian masuk ke dalam telagadesa.

Agung menambahkan, telagadesa itu belum selesai 100 persen, karena baru tahap satu. Dia belum tahu kapan akan dilanjutkan lagi. Rencananya, telagadesa itu ada taman bermain, tempat untuk berdagang, ada wahana airnya serta gapura masuk di selatan, karena menurut peta yang ia lihat, pintu depannya ada di selatan. 

Dari data yang dihimpun, telagadesa itu didanai oleh BLH DIY dan dikerjakanoleh CV. Candisari. Pembangunannya menghabiskan dana sekitar Rp 1,4 miliar. Pengerjaan dilakukan sekitar bulan Juli 2017 hingga sekitar November 2017. 

Agung menjelaskan, sebenarnya telagadesa tersebut waktu lalu sudah mempunyai kelompok sadar wisata (pomdarwis), namun seiring berjalannya waktu mereka dibubarkan. Dikarenakan pokdarwis tersebut dianggap tidak transparan dalam mengelola Telagadesa Julantoro.

Dia berharap agar telagadesa itu ramai terus, dikarenakan kalau sepi akan berbahaya. Sekitar bulan April, saat telagadesa belum dibuka, 2 anak-anak tewas tercebur ke dalam telagadesa. Itu terjadi saat telagadesa masih sepi dan belum ada pemancing yang mengunjungi tempat itu.

"Kalau bisa jangan sampai embung ini sepi, makanya kami sangat senang kalau ada yang memancing di sini. Mulai hari ini kami iuran Rp 20 ribu untuk membeli ikan lele dan dimasukkan ke dalam embung untuk dipancing bersama," kata Agung.

Dia juga menerangkan, pemancing tidak hanya datang pagi hingga sore, namun juga malam hari bahkan ada yang menginap. Para pemancing yang datang di malam hari punya cerita mistis di sekitar telaga desa Julantoro. 

Dikarenakan, lanjut Agung, di wilayah itu dari zaman dahulu terkenal angker atau banyak makhluk halus yang menampakan diri. Ada pemancing yang pernah lihat pocong dan mendengar suara anak-anak bermain di dekat gazebo bagian selatan

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Alhamdulillaah....
    Kepengurusan sudah tersusun rapi, apik. Namanya juga orang, macam2 sifat dan karakternya. Pemancing memang biasanya bawa bekal, baik minuman, makanan, umpan mancing dll. Dan yg sadar dan tidak sadar atas kebersihan lingkungan, ada juga. Kalau melihat sampah seperti itu, saya beranggapan bahwa itu ulah pemancing. Pemancing yg sadar akar kebersihan lingkungan, biasanya sampahnya dibawa pulang. Dan mereka(yg sadar kebersihan lingkungan), ada rasa jengkel terhadap pemancing yg tidak sadar kebersihan. Dan lebih takutnya lagi, mereka (pemancing yg peduli kebersihan lingkungan), ikut2an dapat CAP yg tidak enak. *Pemancing nyampah*.
    Monggo poro dulur,,, siapapun juga, pemancing atau bukan, mulai sekarang, sadar akan kebersihan lingkungan. Di manapun kita berada, dalem rumah, luar rumah, tempat umum, tempat2 wisata, kita wajib peduli akan lingkungan yg bersih, dimulai dari pribadi kita masing2. Bagi yg beragama Islam, kebersihan sebagian dari iman. Bersih itu indah.

    BalasHapus