BANTUL - Museum History of Java yang terletak di Gedung Piramid jalan Parangtritis Km 5,5 telah soft opening pada 8 Desember 2018. Museum ini selain berbasis IT, juga akan dilengkapi Food Court yang suasananya mirip jalan Malioboro.
Guest Relation Officer (GRO) Museum History of Java, Dian mengatakan, museum ini merupakan tempat wisata baru di DIY yang bertujuan edukasi terkait sejarah Jawa, dan lebih khusus sejarah Yogyakarta. Museum ini merupakan satu-satunya, khususnya di Jawa Tengah dan DIY yang berbasis IT.
"Kita memiliki teknologi yang namanya augmented reality. Aplikasinya bisa didownload di google. Pengunjung yang mau masuk ke museum diharapkan mendownload aplikasinya di play store khusus untuk hp android," ujarnya beberapa waktu lalu.
Dia menerangkan, setiap gambar atau keterangan yang ada barcode-nya jika ditempelkan dengan HP android yang sudah ada aplikasinya, maka akan muncul animasi tiga dimensi atau gambar timbul beserta suara yang sesuai dengan keterangan tulisan. Museum canggih itu di bawah Yayasan D'Topeng Kingdom Foundation yang bermarkas di Jawa Timur.
Untuk harga tiket, wisatawan lokal harus membayar Rp 30 ribu untuk masuk ke museum. Sedangkan wisatawan mancanegara harus membayar Rp 50 ribu.
Pertama-tama pengunjung dibawa ke ruangan teater dan diajak menonton film pendek yang berisi tentang sejarah pulau Jawa. Di ruangan tersebut juga di dindingnya terdapat gambar dan keterangan tentang sejarah pulau Jawa dan tentang sejarah zaman purba di Jawa.
Di ruang selanjutnya, yakni ruang koleksi pengunjung diharuskan melepas alas kaki. Di ruang koleksi terdapat barang-barang dan arca peninggalan sesuai periode masing-masing. Di ruangan koleksi pertama terdapat benda-benda dari Zaman Hindu di Jawa, ruanv berikutnya Zaman Budha, Zaman Kerajaan Islam di Jawa, kemudian Zaman Kolonialisme, dan terakhir ruangan yang tidak boleh dipotret (difoto) yakni benda-benda peninggalan Keraton Yogyakarta dan Solo.
Setelah dari gedung koleksi, pengunjung dibawa ke ruangan untuk menonton film animasi 4D yang jadi satu dengan ruangan untuk merchandise. Namun, saat ini belum ada merchandise yang dipajang.
Selanjutnya, ada ruangan diorama khusus untuk selfie. Di ruangan itu terdapat lukisan yang sebagian sisinya ada gambar timbulnya sehingga Terlihat seperti nyata.
Kemudian, di bagian belakang, terdapat lorong mirip Plengkung Gading, panggung hiburan, dan food court yang sedang dalam tahap finishing.
"Suasananya sengaja dibuat mirip dengan suasana di jalan Malioboro. Di dalam dan di luar ada yang jualan. Banyak orang yang sudah menanyakan dan memesan terkait tempat jualan di food court tersebut. Rencananya nanti sistemnya bagi hasil," ujar Dian.
0 Komentar