Baru Dibuka, Bendung Kamijoro Jadi Destinasi Wisata Favorit Warga DIY


BANTUL - Bendungan Kamijoro merupakan objek wisata baru di perbatasan Kabupaten Bantul dan Kulonprogo. Bendungan tersebut baru dibuka untuk publik dari arah Bantul pada Sabtu (2/2/2019), kemudian langsung ngehits dan viral di media sosial. 

Security Proyek Pembanguanan Bendungan Kamijoro, Suyadi mengatakan, bendungan tersebut dikerjakan oleh dua kontraktor besar yakni PT. WASKITA dan PT. PP KSO. Dana yang dianggarkan untuk pembangunan tersebut sekitar Rp 217 miliar. 

"Bendungan Ini, dibuat sekitar dua tahun. Akhir 2016 awal bendung kali (Sungai Progo). Harusnya Desember kemarin sudah selesai, tapi karena cuaca tidak mendukung, maka selesai pengerjaan agak mundur," kata Suyadi saat ditemui Wartakonstruksi di timur Bendungan Kamijoro, Selasa (5/2/2019).

Dia menerangkan, saat ini sudah masuk dalam tahap perawatan. Masa perawatan dijadwalkan sekitar 300 hari atau 10 bulan lamanya. 

Objek wisata tersebut terdiri dari bendungan yang di atasnya adalah difungsikan untuk jembatan yang berukuran tidak terlalu besar, namun bisa dilintasi oleh pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Di baratnya terdapat lahan yang lumayan luas yang sengaja dibuat untuk taman, ada juga tempat mainan anak-anak,  semacam bangunan menyerupai kemah besar, dan tulisan besar bertuliskan Bendungan Kamijoro yang juga terdapat Logo Kementerian PUPR. Bendungan tersebut dibuat oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO). 

Untuk para pedagang, saat ini pihaknya tidak memperbolehkan berjualan di dalam area bendungan alias steril dari pedagang. Dikarenakan, kalau pedagang diperbolehkan masuk, terlihat kumuh dan mengganggu pengunjung. Beberapa kali terlihat pedagang masuk dalam area bendungan, namun pihaknya dengan tegas menyuruh pedagang tersebut angkat kaki. 

Terkait sampah, pihaknya sudah menyediakan beberapa tong sampah di dalam bendungan. Kalau penuh, sampah tersebut akan langsung dibuang oleh anggota kelompok sadar wisata dan karang taruna di wilayah barat dan timur bendungan. Meskipun berbeda kabupaten, namun sudah bersepakat untuk mengelola objek wisata Bendungan Kamijoro. 



Suyadi berharap, ke depan pengelola objek wisata tersebut bisa dikelola oleh masyarakat setempat, yakni ada perwakilan dari pedukuhan, desa atau kelurahan, dan kecamatan. Menurutnya, kalau Dinas Pariwisata yang mengelola, diperkirakan warga sekitar akan lebih sedikit yang ikut mengelola. 

Untuk para pengunjung, Suyadi berpesan agar kalau foto-foto jangan terlalu mepet pagar jembatan atau tebing, antisipasi agar tidak terpeleset dan masuk Sungai Progo. Intinya, agar para pengunjung menghindari area berbahaya. 

Seorang pengunjung dari Kecamatan Sewon, Marno (40) mengatakan, dua mengapresiasi adanya objek wisata di Bendungan Kamijoro tersebut. "Ini bagus, bisa meningkatkan perekonomian warga sekitar dan tempat wisata yang murah meriah," ujarnya. 

Dia menerangkan, kalau tempat wisatanya sudah bagus, yang kurang adalah akses masuk kendaraan roda empat yang sebelah timur atau dari Kabupaten Bantul. Menurutnya, akses parkir mobil di sebelah timur bendungan sangat terbatas dan harus berjalan lebih lama ke bendungan dibandingkan kendaraan motor. 



Menurutnya, kalau lahan parkir di wilayah Kulonprogo cukup luas. Motor dan mobil bisa muat banyak. Hal itu dikarenakan, tempat parkir di barat bendungan adalah tanah kosong yang luas, sedangkan di timurnya merupakan rumah penduduk. 

Marno berpendapat, khusus di lahan taman, saat ini yang kurang pohon perindangnya. Dikarenakan kalau siang hari di cuaca yang cerah, sangatlah panas. Dia berharap, ke depan di taman itu banyak tumbuh pohon yang bisa untuk berteduh dikala panas matahari menyengat. 

Objek wisata ini masih gratis, hanya dikenakan ongkos parkir. Parkir mobil dikenakan tarif Rp 5 ribu sedangkan parkir motor dikenakan Rp 2 ribu. (AKF)

Foto-foto: Arif K. Fadholy

Posting Komentar

0 Komentar